Selasa, 28 April 2020

MENEBAR KEBAIKAN, DONOR DARAH MENYELAMATKAN HIDUPKU


Assalamu'alaikum, namaku Esa, aku biasa dipanggil Eca oleh teman-teman. Pada kesempatan ini aku akan menceritakan pengalaman pribadaku tentang hikmah dari menebar sebuah kebaikan. Kisah ini dimulai ketika aku masih duduk dibangku SMA dan berusia 17 tahun, untuk pertama kalinya aku memberanikan diri mendonorkan darahku pada acara donor darah yang diselenggarakan disekolah. Bersyukur aku memenuhi segala persyaratan untuk menjadi pendonor mulai dari usia, berat badan, dan tekanan darah. Entah apa yang mendorongku untuk melakukannya, hati nuraniku sangat kuat untuk menjadi bagian dari acara tersebut walaupun pada saat itu aku sangat takut dengan jarum suntik. Aku meyakini, yang kulakukan  adalah hal yang bermanfaat, baik untuk diriku maupun orang lain.

Donor darah adalah suatu kegiatan pemberian atau sumbangan darah yang dilakukan oleh seseorang secara sengaja dan sukarela kepada siapa saja yang membutuhkan transfusi darah. Transfusi darah adalah memanfaatkan darah manusia dengan cara memindahkannya dari tubuh orang yang sehat kepada tubuh orang yang membutuhkannya, untuk mempertahankan hidupnya/menyelamatkan jiwanya. Ayahku pernah berkata, jika kita tidak dapat membantu orang lain dengan uang (seperti bersedekah), kita dapat melakukannya dengan hal lain seperti menyumbangkan tenaga kita untuk membantu orang lain, atau donor darah misalnya. Karena diluar sana sesungguhnya banyak sekali orang-orang yang sangat membutuhkan minimal sekantung darah seperti Ibu yang melahirkan, orang yang mengalami pendarahan hebat akibat kecelakaan, penderita kanker darah, dan lain sebagainya. Bukan hanya itu saja, dengan melakukan donor darah tentunya akan membawa dampak positif bagi kesehatan kita serta menumbuhkan jiwa sosial kita sebagai manusia yang saling membutuhkan satu sama lain.

Selang beberapa bulan kemudian, aku lulus dari bangku  SMA dan melanjutkan pendidikanku ke jenjang kuliah. Namun, baru saja 3 bulan aku  merasakan fase bahagia menjadi seorang mahasiswi, takdir mengantarkanku pada sebuah peristiwa naas yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya olehku. Aku mengalami kecelakaan dikampus, dimana canopy yang bertengger pada lantai 4 gedung perkuliahanku roboh secara tiba-tiba, dan menimpa tubuhku yang sedang berdiri dibawah Canopy tersebut. Qadarullah,  kejadian itu terjadi dalam hitungan detik hingga aku tidak dapat menyelamatkan diri dan seluiruh tubuhku terkubur oleh reruntuhan beton serta canopy dari gedung tersebut. Untung saja, para mahasiswa yang menyaksikan peristiwa tersebut bertindak dengan cepat untuk menggali dan menganggakat beton-beton yang telah menimpa tubuhku dan aku langsung dilarikan kerumah sakit terdekat , menggunakan mobil salah satu mahaisiwa yang berada dilokasi kejadiaan saat itu.

Kala itu aku mengalami pendarahan hebat dikepala dan dikaki kananku.Darah yang terus mengalir dari kepala ke wajahku membuat tubuhku menjadi lemas dan pingsan berkali-kali. Disepanjang perjalanan menuju rumah sakit aku hanya dapat menggumamkan kalimat إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ)innalillhai wa inna illaihi rojiun) dan berdzikir dalam hati karena bibirku tak sanggup lagi untuk mengucap baik itu sepatah katapun. Aku terus  bertanya-tanya pada Allah, mungkinkah ini waktuku untuk kembali kepadaNYA? kepada Sang Pencipta, aku hanya dapat . Setibanya di rumah sakit, ternyata para tim dokter memutuskan untuk melakukan tindakan operasi demi keselamatan nyawaku dan dibutuhkan beberapa kantung darah untuk transfusi karena aku mengalami pendarahan hebat. Namun, rumah sakit dan PMI terdekat saat itu sedang kekurangan stok darah yang dibutuhkan sesuai dengan golongan darahku. Sontak saja, keluargaku menjadi panik dan kerepotan harus bergegas pergi keluar kota untuk mencari stok darah di PMI lainnya.


Bersyukur saat itu juga keluargaku tidak jadi mencari stok darah ketempat lain, karena ada salah satu aktifis dikampusku yang bersedia untuk mengajak kawan-kawan lainnya yang mau mendonorkan darahnya hari itu juga, agar operasiku dapat berjalan dengan baik. Walaupun aku dalam keadaan tidak sadarkan diri, namun dikamar perawatan  aku dapat mendengarkan percakapan antara dokter dengan keluargaku dan aku mengetahui bahwa akan mendapatkan tranfusi darah dari kawan-kawan mahasiswa dikampus. Tiada hentinya kulantunkan "Alhamdulillh" dalam hati karena ada orang lain yang mau menyumbangkan darahnya untuk menyelamatkan hidupku, dan aku mendapatkan sebanyak 4 kantung darah selama operasi berjalan hingga perawatan. Operasiku berjalan dengan baik, namun kaki kananku terpaksa harus diamputasi karena berdasarkan ilmu kedokteran kaki kananku sudah tidak dapat diselamatkan lagi, dan amputasi adalah pilihan yang terbaik.

Pasca operasi, semasa aku mejalani  perawatan, aku jadi teringat kembali pada moment dimana aku pernah menjadi seorang pendonor sebelumnya, dan Allah telah membalas kebaikanku berkali-kali lipat melebihi dari apa yang pernah kuberikan, dan apa yang aku butuhkan diwaktu yang tepat. Walaupun pada akhirnya kaki kananku harus diamputasi, namun aku tetap bersyukur karena Allah telah menolongku melalui hamba-hamba yang dipilihNYA dan aku masih diberikan kesempatan untuk melanjutkan kehidupanku dengan kondisi yang baru, yaitu sebagai seorang penyandang disabilitas  tunadaksa. Tidak dapat kubayangkan, seandainya aku terlambat mendapatkan transfusi darah, mungkin aku bukan hanya kehilangan kakiku saja, namun juga kehilangan nyawaku.

"Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." (QS. Al-Zalzalah, 7) 


Rasulullah berkata, “Ya Rabb ini sedikit menurut hak umatku.” Allah berkata, “Kalau begitu satu kebaikan dibalas 10 kali lipat.” Maka turunlah ayat:

“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya.” 
(QS. Al-An'am:160).


Semenjak musibah tersebut, aku melanjutkan perkuliahanku dengan menggunakan kaki palsu sebagai alat bantuku untuk berjalan dan melakukan aktifitas seperti biasa. Bahkan aku berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya, terutama dalam menunaikan zakat dan sedekah kepada yang membutuhkan. Walaupun semasa kuliah aku masih berada dalam tanggungan orangtuaku, akan tetapi aku sadar untuk menyisihkan sebagaian uang jajanku untuk disedekahkan kepada yang membutuhkan. Zakat adalah sejumlah harta yang wajib dikeluarkan oleh umat muslim untuk diberikan kepada golongan yang berhak menerima, seperti fakir miskin dan semacamnya, sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh syariah. Sebagaimana kita ketahui, zakat merupakan rukun islam yang ke-4 dan menjadi salah satu unsur terpenting dalam menegakan syariat islam. Setelah berhasil mendapatkan pekerjaan yang aku impikan, aku belajar untuk melakukan zakat penghasilan dari 2.5% dari total pendapatan yang aku miliki.

Hingga saat ini, aku selalu berusaha untuk menebar kebaikan, baik itu melalui karya tulisan maupun menjalankan program charity bersama komunitasku. Dengan perkembangan teknologi masa kini, kita dapat melakukan donasi sedekah, infaq dan zakat kapan saja dan dimana saja sebagai aksi kebaikan berbagi kepada yang membutuhkan.  Salah satunya adalah dengan melakukan donasi online melalui dompetdhuafa.org . Kemudahan untuk bersedekah  dapat kita temukan di dompet dhuafa melalui berbagai macam pilihan metode pembayaran yang tersedia. Donasi dapat kita transfer melalui pilihan bank yang tersedia seperti Bank BCA, Bank Mandiri, Bank BNI dan Bank Muamalat. Bukan hanya itu saja, kemudahan transaksi secara onlinepun ditawarkan melalui aplikasi  permbayaran online seperti OVO, DANA, CIMB Clicks, IB Muamalat, Link Aja, dan Visa. Sobat pembaca, yakinlah kebaikan apapun yang kita lakukan didunia ini, pasti akan bernilai pahala dan tidak ada yang sia-sia.  Bisa jadi suatu hari nanti, kita akan mendapatkan kemudahan dari kebaikan yang pernah kita tanam sebelumnya. Semoga kisahku bermanfaat bagi para pembacanya, semangat menebar kebaikan!!


“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”